29 September 2012
Makasar, salah satu kota di pulau Sulawesi yang terkenal dengan kuliner dan wisata alamnya, saya belum pernah menginjakan kaki di pulau Sulawesi, makanya saat citilink promo harga tiket ke Makasar dengan hanya 300rb pulang pergi langsung saya ambil dengan niat hanya wiken getaway bersama teman kantor Venny. Tiket kami beli jauh hari sekali sehingga hampir saja kami lupakan, dan saat menjelang hari H ternyata jadwal penerbangan berubah, dari berangkat subuh menjadi pagi, sehingga sore baru tiba di Makasar. Tadinya kami mau batalkan keberangkatan karena waktu yang menjadi sangat singkat di Makasar-nya, tapi karena sudah siap semua dan tinggal berangkat akhirnya kami memutuskan tetap pergi.
Tibalah hari keberangkatan, saya sangat penasaran dengan cerita orang yang mengatakan kalau Makasar punya bandara terbaik untuk wilayah Indonesia Timur. Saat tiba, ternyata benar yang dikatakan orang, bandara-nya bagus dan bersih, bangunannya terlihat baru dan terawat.
Setiba di Sultan Hasanuddin, kami berjalan menuju bus Damri yang letaknya di sebelah kiri pintu keluar, jangan kaget dengan antusias warga di luar bandara yang menawarkan taxi, hotel dan tur. Mereka sampai mengikuti kita walaupun kita sudah bilang tidak. Perjalanan naik Damri ini cukup nyaman dan murah hanya 15rb sampai di tempat, karena ternyata hotel kami dilewati jalur Damri ๐ Sampai di hotel, kami check in dan langsung makan siang nasi kuning yang katanya terkenal disana dimana seporsinya 25rb (porsinya banyak sekali).
Perut kenyang, kami melanjutkan perjalan pertama kami yaitu ke Paotere (pelabuhan) dengan taxi. Disana kami disambut dengan kapal-kapal yang sedang berlabuh diisi dengan berbagai macam barang yang siap didistribusikan. Model kapal yang ada disini masih berupa kapal kayu dan tradisional, dari sini juga kami ditawarkan untuk menyebrang antar pulau, yang sayangnya kami lewatkan karena keterbatasan waktu.
ย
Destinasi kedua kami adalah ke benteng Fort Rotterdam dengan naik becak (becak kendaraan yang lumayan banyak disini) sepanjang jalan banyak toko yang menjual makanan khas makasar, tidak tahan, kami mampir ke salah satu toko yang menjual pisang ijo seharga 15rb dan lumpia seharga 3.5rb per biji, pisang ijo-nya sangat segar dimakan saat cuaca panas dan rasanya tidak terlalu manis tapi pas! :p
Setelah makan, cuaca sangat panas sehingga kami memutuskan naik taxi ke Fort Rotterdam. Sampai disana, kita harus membeli tiket masuk seharga 5rb dan ada sumbangan sukarela. Fort Santiago merupakan satu kawasan yang isinya bangunan dan benteng dengan warna cat dan bentuk bangunan yang unik.
Selain bangunan utuh, ada bangunan yang sudah ย berupa puing juga.
Di dalam kawasan ini ada museum La Galigo tapi kami tidak masuk karena tidak begitu tertarik, disini juga ada ruang tahanan P. Diponegoro.
Puas berkeliling di Fort Rotterdam, kami memutuskan kembali ke hotel dan beristirahat tidur siang, karena cuaca yang panas sekali.
Pukul 4 sore, kami berangkat dengan becak ke pantai Losari. Kesan pertama, pantai ini ramai sekali dan agak kotor, di pinggir pantai banyak penjual makanan, airnya juga tidak terlalu jernih, saat kami datang sedang dipersiapkan panggung musik yang menambah kebisingan di pantai ini.
Kami naik bebek bebekan dengan membayar 10rb dan berkeliling seputaran pantai ๐
ย Sambil menunggu sunset, kami makan jajanan pisang yang diberi kuah gula merah bernama epe yang rasanya nikmat dimakan di pinggir pantai.
Sunset pun tiba.
Setelah menikmati sunset, kami makan malam sop konro seharga 45rb per porsi yang menurut saya masih lebih enak sop konro di tanjung perak surabaya :p tidak apa-apa yang penting sudah merasakan sop konro asli makasar..nyummm
Sekian hari pertama kami di Makasar.
Read Full Post »