Feeds:
Posts
Comments

Archive for August, 2012

Rabu, 15 Agustus 2012

Trip kali ini pesertanya ka Alin, ka Desy, Tri, dan saya. Kami 4 wanita nekat yang siap bertualang menjelajah laut šŸ˜€ Saya sudah memimpikan trip ini sejak tahun lalu, dari mulai mencari teman yang mau turut serta tapi agak sulit karenatrip ini lebih ke adventure dan agak bersusah-susah. Peserta pertama yang mau ikut adalah k alin, awalnya saya hanya iseng cerita kalau ada sailing trip menuju pulau Komodo, ternyata dia mau untuk ikutan. Lalu ka Alin mengajak ka Desy serta Tri yang semuanya mau untuk ikut, walaupun awalnya ka Desy sempat ragu karena dia tidak bisa berenang padahal di trip ini kami akan tinggal di kapal selama 4 hari 3 malam. Lalu ada 1 peserta lagi ka Ribka yang akhirnya batal ikut karena ibunya sakit keras.

Perencanaan dimulai sejak bulan Februari, sailing trip ini rutin berangkat tiap selasa dan kamis dari Lombok dan berakhir di pulau Komodo. Pertama kali yang harus fix tentu saja tur-nya, mulailah kami googling, baca blog-blog orang yang pernah ikut, baca paket-paket tur yang ternyata banyak sekali. Setelah hasil pencarian, ternyata semua tur sama saja isi itinirary-nya, harganya pun hampir sama, kisaran 1.5jt-1.55jt untuk trip 4hari di kapal, kecuali mau yang super ekslusif harganya lebih mahal.
Setelah telepon sana sini, ka alin berhasil menghubungi salah satu tur dan langsung di book. Tur sudah fix, mulailah kami mencari tiket, tiket yang kami perlukan adalah tiket untuk ke Lombok, tiket pulang Labuan Bajo-Denpasar, dan tiket dari Denpasar-Surabaya. Tiket pertama yang kami beli justru tiket rute terakhir yaitu Denpasar-Surabaya, karena waktu itu citilink sedang promo Rp200rb. Tiket kedua yang kami beli Surabaya-Lombok Rp700rb. Tiket terakhir yang kami beli Labuan Bajo – Denpasar, karena sempat bingung dengan pilihan maskapainya, akhirnya kami memutuskan pakai merpati dengan harga tiket sekitar Rp700rb.

Rabu 15 Agustus, hari yang dinantikan tiba, sudah siap dengan segala persiapan mulai dari obat pencegah malaria, obat penunda haid, segala vitamin, antimo, tolak angin, dan berbagai macam obat-obatan. Berangkat lah kami menuju Lombok. Tiba di Lombok pukul 20.00, kami makan malam dulu berbekal nasi yang kami bawa dari Surabaya, lalu kami menunggu ka Desy dan Tri yang berangkat dari Jakarta. Bli Yoga (08175781428) yang menjemput kami sudah datang, dengan harga sewa Rp175rb mobil avanza, saya rasa harga yang lumayan masuk akal, karena ternyata Damri hanya beroperasi bila penumpang penuh, kadang penumpang diturunkan di tengah jalan bila memang hanya sedikit yang diantar. Lalu ada juga taxi blue bird yang saya rasa tidak cukup menampung kami beserta bawaan kami. Lalu janganĀ kaget juga dengan sambutan warga lokal lombok yang sangat antusias menyambut penumpang pesawat yang baru landing, mereka menunggu dengan sangat setia di luar bandara lalu berdiri dan berkumpul di depan pintu kedatangan untuk menyaksikan para penumpang yang baru tiba, agak aneh dan bingung juga sih, tapi mungkin ini hiburan bagi mereka seperti pasar malam. Pukul 22.00 tri dan k desy tiba, kami pun berangkat ke Sendok Guest House tempat kami menginap malam ini.

Perjalanan dari bandara ke senggigi lokasi tempat kami menginap sekitar 1,5jam. Sampai di senggigi kami makan malam dulu di warung tenda dekat sendok. Ternyata tempatnya lebih bagus dibanding foto di Agoda, untuk harga 117rb/orang/malam, tempat ini rekomen, bersih, letaknya pinggir jalan, dekat dengan mini market dan atm.

Selesai makan, kami langsung istirahat dan tidur.

Read Full Post »

Rabu, 4 Juli 2012

hari terakhir di Hong Kong..hu hu.. lumayan sedih karena sudah mulai terbiasa dengan segala keteraturan dan kerapihannya, mulai terbiasa juga dengan kecepatan gerak orang-orangnya. Hari terakhir terbagi 2 kelompok, saya, cha cha dan mely memutuskan menyempatkan ke stanley market walaupun agak jauh karena kami sangat penasaran. Oyen, nancy dan venny memutuskan bersantai di hotel dan berangkat agak siang langsung ke mall yang dekat bandara untuk belanja disana.

Kami bertiga berangkat agak pagi, naik MTR ke stasiun Chai Wan, dari sana kami ke terminal bus untuk naik bus menuju stanley market. Bus ini agak panjang trayeknya, kami melewati gunung dan pantai, jalannya agak berkelok-kelok karena melewati jalur tembus gunung. Sebenarnya jalur bus ini melewati Repulse Bay, pantai yang ingin saya kunjungi juga, tapi karena waktu yang sangat sempit, kami tidak sempat mampir dan langsung menuju Stanley market saja. Bus berhenti tepat di depan Stanley Market.

Daerah ini mungkin seperti daerah elit di Hong Kong, suasananya terasa lebih privat, eksklusif dan tidak seramai pusat Hong Kong. Pasarnya pun lebih sepi karena mungkin jauh dari pusat kota. Padahal suasana pasarnya jauh lebih nyaman dibanding Ladies Market yang ramai dan panas. Disini pasarnya ber AC, pedagangnya jauh lebih ramai, tidak seperti Ladies yang kebanyakan pengunjungnya orang Indonesia, disini kebanyakan bule. Belanja disini sangat santai dan tidak kepanasan, barang-barangnya lebih menarik daripada Ladies, Ā harga juga lebih terjangkau. Kami bertiga sangat kalap di pasar ini, tas, sepatu, sendal, kaos oleh-oleh, dompet, gantungan kunci, pajangan, tempelan kulkas, dan masih banyak lagi semuanya masuk kantong belanja. Kami makan siang di McD dimana harganya jauh lebih murah dari di Indonesia, setelah itu mampir ke Murray House/Museum.

Selain Murray House, kami menikmati suasana kota-nya yang terasa sangat santai dan makan sambil melihat pantai.

Bahkan untuk anjing saja ada tempat parkir khusus.

Waktu sudah mengharuskan kami kembali ke hotel untuk ke bandara. Kami pulang dengan naik bus, lalu MTR ke hotel. Di hotel kami menyusun kembali koper kami karena barang belanjaan yang banyak. Setelah selesai, kami berangkat ke bandara dengan MTR airport yang harganya lebih mahal dari MTR biasa tapi lebih bagus dan express tanpa berhenti di stasiun lain langsung menuju HKIA. Sampai di HKIA, kami check in dan bagasi, lalu refund tiket octopus yang isinya masih ada sekitar 30HKD. Pengalaman di HKIA yang sangat luas, kita harus menyisakan waktu setidaknya 1 jam sendiri khusus untuk berangkat dari tempat check in ke gate waiting room. Kami sempat agak kaget karena jauhnya jaraknya sampai harus naik kereta lagi di dalam bandaranya, saya pun jadi percaya cerita teman saya yang ditinggal pesawat padahal dia sudah check in, karena jarak yang jauh hanya untuk ke waiting room saja. Pesawat kami delay beberapa menit, tapi kami pakai untuk membeli oleh-oleh makanan. Kesan untuk Hong Kong, kita tidak perlu memakai jasa tour untuk mengeksplore kota ini, karena semuanya serba teratur, informasi, papan petunjuk jalan, peta kota, semuanya jelas untuk setiap tempat wisata. Hal yang paling saya takutkan yaitu bahasa, ternyata tidak terlalu manjadi masalah, karena seluruh petunjuk jalannya di traslate dalam tulisan inggris, memang warga lokalnya sangat sedikit yang bisa bahasa inggris, tapi karena kita tidak mungkin tersesat, jarang sekali kita menanyakan jalan atau arah ke warga lokal di jalan. Kota ini juga sangat aman, kami tidak merasa khawatir jalan malam-malam di stasiun, di terminal atau di jalan menuju hotel. Selesai sudah liburan kali ini. See you Hong Kong!

Read Full Post »

Selasa, 3 Juli 2012

Hari ke-5 di Hong Kong belum lengkap kalau belum ke Disneyland!! yippieee..!! Sengaja mengkhususkan 1 hari full untuk Disneyland, karena tidak sempat beli tiket di avenue, kami beli tiket di hotel dengan harga yang sama 399HKD per orang. Dari hotel kami menuju stasiun khusus Sunny bay dan kereta khusus ke Disneyland.

Tiba lah kami di Disneyland!

Pertama ambil peta dan jadwal atraksi-nya, lalu mulai mengatur rencana mana yang mau ditonton dan mana yang tidak. Cuaca sangat panas, dan semuanya begitu mahal di dalam, air mineral botol harganya 22HKD, es krim paling murah 18HKD, makan siang hampir 90HKD dengan minumnya. Begitu komersil dan mahal. Tapi sesuai dengan segala atraksi, kebersihan dan fasilitasnya. Semuanya begitu bersih dan teratur, atraksi-atraksi mulai sesuai jadwal yang tertera di brosur. Pertama kami naik space mountain, the golden mickey, mickey 4D, lion king, foto bersama boneka, lalu terakhir membeli oleh-oleh. Saya hanya membeli kaos Disney, gantungan kunci dan tempelan kulkas. Setiap jam 8 malam tepat, akan ada pertunjukan kembang api di Sleeping Beauty Castle, jadi minimal setengah jam sebelumnya jangan sampai terlambat untuk mengambil tempat leseh, ya menonton kembang apinya secara lesehan, bagus juga sih, jadi semuanya bisa melihat tanpa terhalang oleh orang yang lebih tinggi, apalagi mayoritas pengunjungnya kan anak-anak. Tepat pukul 8 malam, pertunjukan dimulai, woww kembang api yang menakjubkan, saya terbawa suasana karena kanan kiri anak-anak yang sangat terpukau dengan kembang api diiringi lagu-lagi disney.

Read Full Post »

Senin, 2 Juli 2012

Hari ke-4 di Hong Kong, kami bangun agak pagi karena akan ke Ngong Ping yang letaknya agak jauh dari hotel. Jarak yang jauh dari hotel ke stasiun sudah tidak begitu terasa karena kami lewati setiap hari pulang – pergi. Sampai di ngong ping, antrian belum begitu banyak karena masih pagi, kami memutuskan membeli tiket campuran seharga 220 HKD, berangkat dengan cabel car crystal, pulang dengan yang standar.

Kami tidak begitu lama mengantri karena masih lumayan sepi, katanya kalau siang lebih ramai lagi.

Selama di cabel car yang lantainya transparan, kami menikmati pemandangan laut, gedung, gunung dan hutan, selain melalui cabel car, disediakan juga jalur dengan trekking, saya sempat berpikir apakah ada yang melewati jalur tersebut, karena jaraknya sangat jauh melewati beberapa pulau serta tanjakan. Tapi kami melihat ada orang yang berjalan melewati jalur trekking tersebut.

Perjalanan cable car kurang lebih 20 menit dan sampai lah kami di desa ngong ping.

Atraksi yang biasa disini antara lain big buddha, dimana kita harus menaiki anak tangga lumayan tinggi untuk sampai ke puncak.

Lalu kurang lengkap rasanya kalau ke desa para biksu tapi tidak mencicipi makanan vegetarian khas mereka, kami pun makan siang ke restoran vegetarian dan memesan makanan dengan harga 70HKD per orang.

Semua terbuat dari sayur dan saya rasa minyaknya pun nabati, rasanya tidak begitu familiar di lidah, tapi ada beberapa yang enak seperti jamur, tahu dan crispy roll, semuanya terasa segar.

Setelah makan siang, kami lanjut ke wisdom path yang saya lihat foto-fotonya sangat bagus di internet, dengan mengikuti papan petunjuk dan sedikit treking, kami sampai di wisdom path berupa kata-kata bijak diukir di kayu pohon yang tertancap di pegunungan, ukuran kayunya sangat tinggi dan besar, pemandangan bukitnya sangat menakjubkan, padahal langit sedang tidak biru, tapi tetap wow.

Walaupun kami tidak mengerti apa arti di setiap batang pohon itu, tapi kami tetap senang dengan pemandangannya, mungkin dulu tempat ini menjadi tempat biksu merenung untuk mendapat kebijakan sesuai dengan namanya wisdom path šŸ˜€

Puas di ngong ping, kami pulang dan menyempatkan belanja di citygate outlet mall yang letaknya sama dengan ngong ping. Di mall ini ada beberapa merk yang menjadi outlet dengan harga lebih murah, seperti body shop, mango, giordano, dan masih banyak lagi, tapi selain outlet, banyak juga merk yang mahal. Kami kalap di mango outlet karena harga barangnya jauh lebih murah.

Selesai belanja dan sempat makan ringan, kami melanjutkan perjalanan ke avenue of stars untuk melihat symphony of light yang show pukul 8 tepat tiap malam, ternyata tidak begitu bagus, ya namanya juga gratisan, tapi tetap saja ramai dan banyak yang menantikan.

Sehabis menonton symphony, waktu masih pukul 9 malam, kami memutuskan untuk lanjut ke ladies market karena malam besok pasti tidak sempat. Kali ini kami ke ladies market lebih karena penasaran saja seperti apa bentuk pasarnya, sebenarnya kami sudah lumayan puas belanja di citygate outlet. Ladies Market tutup pukul 23.00 jadi kami masih ada waktu sebentar untuk keliling, walaupun menurut saya suasananya sangat tidak nyaman, penjualnya galak dan banyak yang tidak bisa berbahasa inggris, harganya lumayan masih mahal, barang-barangnya juga tidak begitu bagus kualitas dan modelnya. Kami tidak begitu banyak belanja disini, teman saya bahkan ada yang sampai ditarik-tarik sama penjualnya, mengerikan.

Read Full Post »

Minggu, 1 Juli 2012

Keesokan paginya, kami bersiap-siap meninggalkan Macau umtuk kembali ke Hong Kong. Agak kesiangan dan molor dari jadwal, kami tiba di Hong Kong Central pier pukul 12 siang, langsung Ā ke stasiun MTR menuju hotel Silka Far East yang letaknya dekat dengan stasiun Sheung Wan. Awalnya agak kebingungan dan nyasar, karena tanda arah yang kurang lengkap, tapi akhirnya kami menemukan hotel Silka. Hotel ini kami pilih karena harganya yang paling murah dan masih bintang *** walaupun letaknya lumayan jauh dari pusat kota, harga per malam kurang lebih Rp300rb per orang sehingga total kurang dari Rp1jt per orang untuk 3 malam kami di Hong Kong. Beginilah penampakan kamar tidurnya.

Jangan kaget dengan ukuran kamar dan tempar tidur yang serba minimalis, di ukuran kamar yang sangat kecil hingga space kosong cuma cukup untuk meletakkan koper, seluruh keperluan kita untuk sebuah kamar cukup di satu kamar tidur. Lemari tidak ada, tapi digantikan gantungan baju yang menjadi satu dengan meja kerja. Saya sudah membaca review orang-orang tentang ukuran hotel yang sangat kecil di Hong Kong, jadi sudah tidak begitu kaget saat melihat langsung. Inilah pemandangan dari jendela kamar kami.

Tidak lama berleha-leha di kamar, kami memutuskan untuk menghabiskan hari pertama ke The Peak. Menaiki MTR, kami langsung menuju the Peak, yang ternyata jaraknya lumayan jauh dari stasiun MTR. Penanda jalan menuju the peak sudah ada dari sejak turun dari kereta, sehingga kami tidak bingung dan tinggal mengikuti tanda saja. Sepanjang perjalanan kami disambut dengan gedung-gedung tinggi yang sangat bagus dan menjulang, ini salah satu contoh gedung garpu HSBC yang menjadi salah satu ikon kota Hong Kong.

Setelah perjalanan agak panjang sambil foto-foto gedung, sampai juga di loket dan ternyata antrian masih panjang, padahal waktu sudah menunjukan pukul 3 sore.

Tanpa ba bi bu kami langsung ikut antrian, ternyata kalau kita beli tiket combo yang terdiri dari tiket The Peak Tram 2 way, Sky Terrace dan Madame Tussauds, antriannya berbeda dan jauh lebih pendek, harganya 220HKD per orang untuk tiket combo.

Kami mengantri kurang lebih setengah jam, dan tibalah saatnya kami menaiki The Peak Tram yang merupakan kendaraan transportasi berupa kereta listrik melewati pegunungan. Benar seperti yang saya baca, tram ini menanjak 45 derajat di satu sisi gunung selama beberapa saat. Perjalanan dengan tram ini berlangsung kurang lebih 15 menit dimana kita bisa sambil melihat pemandangan gunung dan gedung-gedung. Sampai di The Peak, disambut dengan Peak Market dimana kita bisa membeli oleh-oleh, saya sempat membeli tempelan kulkas disana. Setelah berkeliling di pasar sebentar, kami masuk ke dalam mall-nya dan sempat berunding apakah akan ke melihat Sky Terrace di waktu siang atau malam, karena keduanya sama-sama bagus tapi kami hanya memiliki 1 kali kesempatan untuk ke sky terrace kecuali mau membeli tiket lagi. Setelah berunding, kami memutuskan untuk ke Sky Terrace dulu, lalu makan, dan diakhiri ke Madame Tussauds. Sky Terrace 428 (saya tidak tahu kenapa dinamakan 428) terletak di lantai atas yang diberikan teras atau seperti balkon, sehingga kita bisa melihat pemandangan kota Hong Kong dari ketinggian, disana diletakkan beberapa teropong besar sehingga kita bisa melihat dari jarak lebih dekat.

Ada juga pojok The Peak I Love You dimana kita bisa menuliskan pesan kepada siapapun dan menggantungkannya disana.

Di atas kami agak bingung karena ada beberapa orang yang meletakkan tripod-nya di spot-spot tertentu, ternyata hari ini adalah independence day Hong Kong yang akan dirayakan dengan pesta kembang api pada pukul 8 malam nanti. Setelah puas melihat pemandangan dan foto-foto, kami memutuskan makan siang dulu di Bubba Gump.Ā 

Kami menghabiskan lumayan banyak HKD di resto ini, agak menyesal sih karena rasanya tidak begitu enak dan tidak segar bila dibandingkan dengan harganya yang lumayan mahal, tapi demi pengalaman ya sudah lah. Setelah kenyang, kami lanjut ke Madame Tussauds.

Di dalam kami menyebar dan berjanji untuk berkumpul lagi sebelum pukul 8 untuk menyaksikan kembang api. Patungnya tidak terlalu banyak dan ada beberapa mungkin artis Hong Kong yang tidak kami kenal. Pukul 8 kurang kami keluar dan ternyata di luar sudah ramai oleh orang-orang yang ingin menyaksikan kembang api. Tepat pukul 8, kembang api di mulai dan kami sempat berfoto sebentar. Hari ketiga ini ditutup dengan kembang api.

Kami pulang tidak dengan tram karena antriannya yang sangat panjang, sehingga kami memilih naik bus dari terminal yang letaknya di dekat the peak menuju stasiun MTR central, lalu disambung dengan MTR.

Read Full Post »

Sabtu, 30 Juni 2012

Keesokan paginya, dengan badan yang encok karena tidur duduk, kami terbangun karena bandara mulai beroperasi dan mulai banyak orang, AC juga mulai dinyalakan dan kami mulai menggigil, untungnya saat malam AC sepertinya dikecilkan sehingga tidak kedinginan. Kami segera menuju kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi sebelum kamar mandi penuh dengan orang lain. Kamar mandinya sangat bersih dan kering, mungkin karena masih pagi. Handphone yang kami tinggal untuk di charge pun masih aman dan tetap pada posisinya semalam. Selesai bersih-bersih dan beli sarapan di 7/11, kami pun bersiap menuju ferry terminal di central. Kenapa kami ga naik ferry yang dari airport? karena yang dari airport pier berangkat paling pagi jam 10, jadi kami putuskan lebih baik ke central pier karena sudah buka dari jam 7 pagi.

Sebelum kami memulai petualangan, kami membeli kartu octopus terlebih dahulu yang bisa dipakai untuk ongkos MTR, bus, atau 7/11. Seluruh petunjuk di bandara ini sangat jelas, ga ada istilah kebingungan dan nyari-nyari jalan, karena papan petunjuknya sangat jelas mengarahkan harus kemana kemana. Kami mencari bus menuju central pier, sebenarnya bisa dengan airport express juga, tapi saat itu belum buka, jadi kami berjalan menuju terminal bus menuju central.

Terminal busnya sangat sepi, hanya ada kami dan 1 orang ibu-ibu yang bicara bahasa Indonesia lewat handphonenya šŸ˜€

Hari pertama keluar dari bandara, kami disambut dengan mendung dan kabut, lalu ditengah perjalanan tiba-tiba hujan.Sempat panik juga karena takut ferry menuju Macau tidak beroperasi, kami sempat merencanakan back up plan untuk menjelajah Hong Kong terlebih dahulu kalau ternyata ferry ke Macau tidak beroperasi. Sampai di bus stop, dengan menggerek-gerek koper kami berjalan menuju pintu masuk terminal ferry.

Setelah jalan agak panjang karena kami jalan muter, akhirnya tiba juga di pintu masuknya

Awalnya kami agak bingung karena setelah pintu masuk itu kami kira akan langsung ketemu loket penjualan tiketnya, ternyata kami masuk ke dalam sebuah mall, untungnya papan petunjuknya sangat jelas menuntun kami menuju lantai paling atas tempat loketnya berada. Kami tiba tepat waktu mendekati jadwal keberangkatan pukul 09.00, cuma menunggu sekitar 15 menit, kapal pun berangkat. Sayangnya di daerah loket imigrasi tidak diperbolehkan foto, ada alat sensor suhu tubuh yang diletakkan di pintu setelah loket imigrasi, mungkin karena Hong Kong terkenal akan flu yang mewabah ya, sempet deg-degan juga manatau badan lagi panas, tapi untungnya lolos. Setibanya di ferry, ini judulnya aja kelas ekonomi, kalau di Indonesia pasti dikategorikan kelas VVIP šŸ˜€ kursinya besar, empuk, bersih, disarung, oya, di ferry ini ada wi fi loh, lumayan buat numpang internetan. Ferrynya melaju sangat kencang, karena benar-benar mulus tanpa goyangan berarti, padahal di luar terlihat air sangat berombak.

Perjalanan berlangsung kurang lebih sejam dengan mulus, disambut dengan ini

Saat sampai, kami langsung menuju tourist information yang menyediakan map gratis dan info menuju hotel tempat kami menginap. Setelah bertanya dan melihat map, kami memutuskan untuk menggunakan bus gratisan menuju hotel. Pertama kami menuju city of dream dulu dengan bus gratisannya, disini hotel-hotel besar seperti Venetian dan Lisboa menyediakan shuttle bus gratis walaupun kita tidak menginap disana. Lagi-lagi sampai di Macau disambut hujan, sempat kecewa juga karena wisata Senado square kan wisata outdoor, kalau hujan habislah sudah šŸ˜¦

Sampai juga kami di City of Dream, mampir masuk sebentar untuk lihat-lihat, sempat tergoda mau nitip koper di loker yang disewakan, tapi akhirnya kami memutuskan untuk taro koper di hotel dulu biar enak jalan-jalan kesana kemari.

Perjalanan menuju hotel belum tuntas, kami berjalan lagi untuk naik bus no 10 yang berhenti tepat depan hotel. Bus di Macau sama kondisinya dengan Hong Kong, bersih dan jelas tempat pemberhentiannya, jalurnya juga sesuai dengan map yang kami pegang. Tiba lah kami di hotel Victorian, yang ternyata tidak sekecil foto di Agoda waktu saya book.

Akhirnyaa kami bertemu dengan kasur, hahaha. Tapi ternyata eng ing eng, kasurnya sangat keras, sekeras batu! Ya ampun, cha cha yang Ā ga tau langsug loncat dan kesakitan pas kena kasur batu itu. Pas banget dengan yang saya baca dari blog-blog orang tentang kasur di hotel Macau – Hong Kong yang keras dan tidak empuk. Hilang sudah harapan mau tidur-tiduran sebentar, kami langsung meletakkan koper dan langsung turun untuk makan siang. Di perjalanan tadi kami sempat melihat restoran lokal yang ramai, kami memutuskan mengisi perut disana karena kalau ramai berarti enak dan harga terjangkau. Cuma berjalan 10 menit dari hotel, kami pun sampai.

Saat kami tiba, saya sudah sangat semangat karena lapar dan melihat makanan yang dipajang di depan sungguh menggoda. Restoran sangat penuh,Ā kami sempat hampir keluar tapi si cici bilang di lantai 2 masih ada tempat (ini pakai bahasa tarzan loh). Awalnya kecewa, mulai semangat karena ada harapan. Kami langsung menuju ke lantai 2 dan jeng jeng semua mata penduduk lokal yang lagi makan langsung menoleh ngeliatin kami yang bukan orang lokal, mungkin karena sangat jarang turis makan disini, dan sempet ngeri juga sih, tempatnya ko kaya tempat mafia pada ngumpul ya, remang-remang dan sempit. Tapi setelah diliatin sebentar, mereka langsung lanjut makan dan ngobrol, dan yes! ada 1 meja besar yang baru diisi 2 orang ai, kami pun langsung gabung dengan mereka. Kami mulai memesan berbagai macam dim sum, daging babi dan ayam. Semuanya super enak!! Nancy memesan babi panggang, yang ternyata pas datang jadi babi manis sepiring šŸ˜€ super enak dan kami sangat deg-degan karena harga babi manis kalau di Indonesia kan sangat mahal, ini dikasih sepiring bisa berapa harganya, tapi karena sudah terlaanjur pesan dan datang, ya kami makan hajar walaupun ga habis.

Setelah makan bar bar dan ga habis karena sudah mabok babi, kami menuju kasir sambil ketawa ketawa karena pasrah sama tagihannya, ternyata total biaya makan kami hanya 190HKD, alias kami bagi 5 hanya kurang lebih 40HKD. Wah sangat murah untuk ukuran kami makan bar bar sebanyak itu.

Perut sudah diisi, tenaga sudah pulih bertualang,Ā cuaca juga sudah kembali cerah. Sesuai petunjuk resepsionis hotel dan peta, kami naik bus no 3A menuju Senado square, sempat kelewatan 1 halte karena ragu-ragu, tapi sampai juga kami di Senado square.

Ramai sekali, cuaca juga panas.. fiuhh. Kami langsung berjalan menuju Ruins of St Paul’s yang menjadi ikon Macau, sepanjang jalan menuju St Paul’s banyak bangunan-bangunan bersejarah lain yang menarik.

Berjalan kaki ditengah keramaian dan kanan kiri toko selama kurang lebih setengah jam karena mampir sani sini untuk foto, akhirnya terlihat lah banguna St Paul’s

Kaki melangkah lebih cepat karena ga sabar, dan sampailah kami

Inilah pemandangan di balik dinding St Paul’s

Di perjalan pulang, kami mencoba Turkish Ice Cream dan Egg Tart yang terkenal.

Setelah puas di Senado, kami jalan kaki menuju bangunan lain yang terkenal di Macau, Hotel Lisboa.

Setelah berfoto-foto, kami berangkat ke Venetian Hotel dengan shuttle bus gratisan.Ā 

Sebenarnya tempat kasino dilarang di foto, tapi ada yang sempat saya ambil diam-diam.

Ternyata hotel ini luas sekali, hampir seperti mall saking luasnya, dan memang banyak toko-toko didalamnya.

Di hotel ini, air mineral sangat mahal sekitar 21HKD per botol kecil, kami pun memutuskan keluar dari hotel setelah lumayan berkeliling dan mampir ke beberapa toko. Pulang dengan menumpang bus gratisan lagi, sampai di Macau dalam suasana malam yang sangat berbeda dengan tampilan saat siang.

Setelah puas melihat-lihat, kami pun kembali ke hotel dan beristirahat. Perjalanan pulang sangat panjang, karena kami naik bus 3A yang ternyata jalannya 1 arah hingga terminal terakhir, tapi setelah nyasar dan menunggu lama, akhirnya kami sampai juga di hotel dan langsung tertidur.

Read Full Post »

Jumat, 29 Juni 2012

Yup, baru ada waktu buat rekap cerita perjalanan selama trip ke Hongkong-Macau bulan Juli kemarin. Perjalanan seperti yang direncanakan berlangsung dari tanggal 29 Juni – 4 Juli 2012. Sehari sebelum keberangkatan saya sempat menonton konser Urban Jazz Cross Over di Grand City Expo sampai jam 11 malam, padahal besoknya flight pagi ke Kuala Lumpur, tapi mungkin karena ini kegiatan yang fun, jadi ga kerasa capeknya pas besoknya bangun subuh. Perjalanan ke SBY – KL ditempuh kurang lebih 3 jam, sampai pesawat saya langsung tertidur dan terbangun saat sudah mau landing, ini kali pertama saya ke LCCT alias low cost carrier terminal, judulnya aja udah terminal ya, bukan bandara, jadi jangan kaget kalau tampilannya memang seperti terminal bus kampung rambutan..ahahahah! Sampai di LCCT saya dan venny menunggu chacha yang terbang dari Jakarta, tidak lama menunggu, chacha tiba dan kami langsung menuju KLIA untuk bertemu dengan mely dan nancy, kamiĀ naik shuttle bus jurusan LCCT-KLIA denganĀ ongkos 1 ringgit, busnya ngetem di depan LCCT. Di KLIA suasana jauh lebih modern dan bersih, sambil menunggu mely dan nancy, kami makan siang di garden resto. Saya memilih menu yang aman dan banyak yaitu kwetiau goreng, venny memilih mie laksa yang ternyata ga sesuai lidah dan ga habis. Ga terlalu lama nunggu mely dan nancy pun tiba, yang ternyata mereka 1 pesawat Lion dari jakarta, tapi berhubung belum kenal jadi sama-sama ga tau. Kami menunggu sampai 2jam sebelum jadwal keberangkatan ke Hkg sambil foto-foto lalu kembali ke LCCT. Sesampai di LCCT, kami langsung check in dan langsung menuju waiting room, saya sempat ga dibolehin masuk pesawat karena kesalahan petugas yang merobek boarding pass saya dengan bar bar sehingga nomor penerbangannya ikut terobek, sempat ngomel juga karena saya jadi tertahan, untungnya ada stiker bagasi yang didalamnya tertulis nomor flight saya, saya pun diperbolehkan masuk. Apesnya lagi jaket dan pasminah semua masuk ke koper lupa dikeluarin, untungnya pesawatnya ga terlalu dingin..fiuhh. Yang masih nempel diingatan sampai sekarang adalah pramugaranya yang mirip banget sama christian bautista šŸ™‚ oyen sempat pura-pura pesan milo hangat biar dilayani sama pramugara yang mirip christian bautista itu.hahahaa..

Sesampainya di hongkong pukul 9 malam, kami mencari tempat makan dan duduk yang nyaman, setelah muter-muter ke terminal 1 dan 2 akhirnya diputuskan makan di burger king biar bisa makan bar bar dan kenyang šŸ˜€

Selesai makan, kami pun bersiap untuk tidur di HKIA semalam, yang memang sudah kami rencanakan dari awal, mengingat besok pagi kami sudah harus ke ferry terminal untuk berangkat menuju Macau. HKIA sangat nyaman untuk dijadikan tempat ‘sleeping in the airport’ tempat duduknya tidak ada penyangga tangan, jadi bisa selonjor, ada colokan buat charger, dan kami yang tadinya malu malu buat tidur, ternyata banyak yang lebih niat sampai ada yang bawa sleeping bag segala! niat banget kan. Karena sudah cape, saya males cuci muka dan langsung tertidur di kursi berselimutkan jaket serta pasminah. selesai sudah hari pertama di hongkong.

Beberapa foto:

Pertama tiba di HKIA

Pemandangan di depan tempat duduk tempat kita tidur. Untuk lokasi tidur, cari burger king di depan pintu terminal kedatangan, disampingnya burger king ada tempat duduk berjejer yang agak terhalang tiang, disini banyak turis yang tidur.

Pengeluaran day #1:

taxi dari kosan ke juanda : Rp 100,000

airport tax : Rp 150,000

ongkos shuttle bus menuju KLIA: RM 1

makan siang di garden resto – KLIA : RM25

Read Full Post »