Sabtu, 30 Juni 2012
Keesokan paginya, dengan badan yang encok karena tidur duduk, kami terbangun karena bandara mulai beroperasi dan mulai banyak orang, AC juga mulai dinyalakan dan kami mulai menggigil, untungnya saat malam AC sepertinya dikecilkan sehingga tidak kedinginan. Kami segera menuju kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi sebelum kamar mandi penuh dengan orang lain. Kamar mandinya sangat bersih dan kering, mungkin karena masih pagi. Handphone yang kami tinggal untuk di charge pun masih aman dan tetap pada posisinya semalam. Selesai bersih-bersih dan beli sarapan di 7/11, kami pun bersiap menuju ferry terminal di central. Kenapa kami ga naik ferry yang dari airport? karena yang dari airport pier berangkat paling pagi jam 10, jadi kami putuskan lebih baik ke central pier karena sudah buka dari jam 7 pagi.
Sebelum kami memulai petualangan, kami membeli kartu octopus terlebih dahulu yang bisa dipakai untuk ongkos MTR, bus, atau 7/11. Seluruh petunjuk di bandara ini sangat jelas, ga ada istilah kebingungan dan nyari-nyari jalan, karena papan petunjuknya sangat jelas mengarahkan harus kemana kemana. Kami mencari bus menuju central pier, sebenarnya bisa dengan airport express juga, tapi saat itu belum buka, jadi kami berjalan menuju terminal bus menuju central.
Terminal busnya sangat sepi, hanya ada kami dan 1 orang ibu-ibu yang bicara bahasa Indonesia lewat handphonenya š
Hari pertama keluar dari bandara, kami disambut dengan mendung dan kabut, lalu ditengah perjalanan tiba-tiba hujan.Sempat panik juga karena takut ferry menuju Macau tidak beroperasi, kami sempat merencanakan back up plan untuk menjelajah Hong Kong terlebih dahulu kalau ternyata ferry ke Macau tidak beroperasi. Sampai di bus stop, dengan menggerek-gerek koper kami berjalan menuju pintu masuk terminal ferry.
Setelah jalan agak panjang karena kami jalan muter, akhirnya tiba juga di pintu masuknya
Awalnya kami agak bingung karena setelah pintu masuk itu kami kira akan langsung ketemu loket penjualan tiketnya, ternyata kami masuk ke dalam sebuah mall, untungnya papan petunjuknya sangat jelas menuntun kami menuju lantai paling atas tempat loketnya berada. Kami tiba tepat waktu mendekati jadwal keberangkatan pukul 09.00, cuma menunggu sekitar 15 menit, kapal pun berangkat. Sayangnya di daerah loket imigrasi tidak diperbolehkan foto, ada alat sensor suhu tubuh yang diletakkan di pintu setelah loket imigrasi, mungkin karena Hong Kong terkenal akan flu yang mewabah ya, sempet deg-degan juga manatau badan lagi panas, tapi untungnya lolos. Setibanya di ferry, ini judulnya aja kelas ekonomi, kalau di Indonesia pasti dikategorikan kelas VVIP š kursinya besar, empuk, bersih, disarung, oya, di ferry ini ada wi fi loh, lumayan buat numpang internetan. Ferrynya melaju sangat kencang, karena benar-benar mulus tanpa goyangan berarti, padahal di luar terlihat air sangat berombak.
Perjalanan berlangsung kurang lebih sejam dengan mulus, disambut dengan ini
Saat sampai, kami langsung menuju tourist information yang menyediakan map gratis dan info menuju hotel tempat kami menginap. Setelah bertanya dan melihat map, kami memutuskan untuk menggunakan bus gratisan menuju hotel. Pertama kami menuju city of dream dulu dengan bus gratisannya, disini hotel-hotel besar seperti Venetian dan Lisboa menyediakan shuttle bus gratis walaupun kita tidak menginap disana. Lagi-lagi sampai di Macau disambut hujan, sempat kecewa juga karena wisata Senado square kan wisata outdoor, kalau hujan habislah sudah š¦
Sampai juga kami di City of Dream, mampir masuk sebentar untuk lihat-lihat, sempat tergoda mau nitip koper di loker yang disewakan, tapi akhirnya kami memutuskan untuk taro koper di hotel dulu biar enak jalan-jalan kesana kemari.
Perjalanan menuju hotel belum tuntas, kami berjalan lagi untuk naik bus no 10 yang berhenti tepat depan hotel. Bus di Macau sama kondisinya dengan Hong Kong, bersih dan jelas tempat pemberhentiannya, jalurnya juga sesuai dengan map yang kami pegang. Tiba lah kami di hotel Victorian, yang ternyata tidak sekecil foto di Agoda waktu saya book.
Akhirnyaa kami bertemu dengan kasur, hahaha. Tapi ternyata eng ing eng, kasurnya sangat keras, sekeras batu! Ya ampun, cha cha yang Ā ga tau langsug loncat dan kesakitan pas kena kasur batu itu. Pas banget dengan yang saya baca dari blog-blog orang tentang kasur di hotel Macau – Hong Kong yang keras dan tidak empuk. Hilang sudah harapan mau tidur-tiduran sebentar, kami langsung meletakkan koper dan langsung turun untuk makan siang. Di perjalanan tadi kami sempat melihat restoran lokal yang ramai, kami memutuskan mengisi perut disana karena kalau ramai berarti enak dan harga terjangkau. Cuma berjalan 10 menit dari hotel, kami pun sampai.
Saat kami tiba, saya sudah sangat semangat karena lapar dan melihat makanan yang dipajang di depan sungguh menggoda. Restoran sangat penuh,Ā kami sempat hampir keluar tapi si cici bilang di lantai 2 masih ada tempat (ini pakai bahasa tarzan loh). Awalnya kecewa, mulai semangat karena ada harapan. Kami langsung menuju ke lantai 2 dan jeng jeng semua mata penduduk lokal yang lagi makan langsung menoleh ngeliatin kami yang bukan orang lokal, mungkin karena sangat jarang turis makan disini, dan sempet ngeri juga sih, tempatnya ko kaya tempat mafia pada ngumpul ya, remang-remang dan sempit. Tapi setelah diliatin sebentar, mereka langsung lanjut makan dan ngobrol, dan yes! ada 1 meja besar yang baru diisi 2 orang ai, kami pun langsung gabung dengan mereka. Kami mulai memesan berbagai macam dim sum, daging babi dan ayam. Semuanya super enak!! Nancy memesan babi panggang, yang ternyata pas datang jadi babi manis sepiring š super enak dan kami sangat deg-degan karena harga babi manis kalau di Indonesia kan sangat mahal, ini dikasih sepiring bisa berapa harganya, tapi karena sudah terlaanjur pesan dan datang, ya kami makan hajar walaupun ga habis.
Setelah makan bar bar dan ga habis karena sudah mabok babi, kami menuju kasir sambil ketawa ketawa karena pasrah sama tagihannya, ternyata total biaya makan kami hanya 190HKD, alias kami bagi 5 hanya kurang lebih 40HKD. Wah sangat murah untuk ukuran kami makan bar bar sebanyak itu.
Perut sudah diisi, tenaga sudah pulih bertualang,Ā cuaca juga sudah kembali cerah. Sesuai petunjuk resepsionis hotel dan peta, kami naik bus no 3A menuju Senado square, sempat kelewatan 1 halte karena ragu-ragu, tapi sampai juga kami di Senado square.
Ramai sekali, cuaca juga panas.. fiuhh. Kami langsung berjalan menuju Ruins of St Paul’s yang menjadi ikon Macau, sepanjang jalan menuju St Paul’s banyak bangunan-bangunan bersejarah lain yang menarik.
Berjalan kaki ditengah keramaian dan kanan kiri toko selama kurang lebih setengah jam karena mampir sani sini untuk foto, akhirnya terlihat lah banguna St Paul’s
Kaki melangkah lebih cepat karena ga sabar, dan sampailah kami
Inilah pemandangan di balik dinding St Paul’s
Di perjalan pulang, kami mencoba Turkish Ice Cream dan Egg Tart yang terkenal.
Setelah puas di Senado, kami jalan kaki menuju bangunan lain yang terkenal di Macau, Hotel Lisboa.
Setelah berfoto-foto, kami berangkat ke Venetian Hotel dengan shuttle bus gratisan.Ā
Sebenarnya tempat kasino dilarang di foto, tapi ada yang sempat saya ambil diam-diam.
Ternyata hotel ini luas sekali, hampir seperti mall saking luasnya, dan memang banyak toko-toko didalamnya.
Di hotel ini, air mineral sangat mahal sekitar 21HKD per botol kecil, kami pun memutuskan keluar dari hotel setelah lumayan berkeliling dan mampir ke beberapa toko. Pulang dengan menumpang bus gratisan lagi, sampai di Macau dalam suasana malam yang sangat berbeda dengan tampilan saat siang.
Setelah puas melihat-lihat, kami pun kembali ke hotel dan beristirahat. Perjalanan pulang sangat panjang, karena kami naik bus 3A yang ternyata jalannya 1 arah hingga terminal terakhir, tapi setelah nyasar dan menunggu lama, akhirnya kami sampai juga di hotel dan langsung tertidur.
Read Full Post »