Minggu, 19 Agustus 2012
Rinca Island & Kelor Island
Selamat hari Minggu! ya, saya hampir lupa kalau hari ini hari minggu, karena hidup di kapal selama 4 hari membuat kita lupa jam dan hari. Pagi ini kami menikmati sunrise terakhir kami di kapal.Â
Tak terasa hari ini perjalanan kami akan segera berakhir, agak sedih karena tidak ingin segera berakhir, tapi agak senang karena sebentar lagi akan mandi setelah 4 hari 3 malam tidak mandi 😀
Hari ini agendanya adalah ke Rinca Island dan Kelor Island. Mungkin sudah banyak yang baca kalau di pulau Rinca kita akan menemukan komodo yang lebih agresif dibanding komodo di pulau Komodo kemarin. Seperti biasa, pertama kami diberikan briefing yang isinya hampir sama dengan briefing kemarin di pulau Komodo, bedanya disini kami memilih medium track, selain itu di pulau ini wanita yang sedang haid tidak diperbolehkan masuk, untungnya saya sudah memperkirakan hal tersebut dan sudah minum primolut (obat yang salah satu fungsinya menunda haid, diminum 2x sehari, kira-kira 5 hari sebelum tanggal haid, dan berhenti jika sudah selesai, haid akan datang 3 hari setelah kita selesai minum, jika tidak haid juga, maka harus ke dokter) obat ini dijual di apotek, ada apotek yang mengharuskan resep dokter, ada juga yang tidak. Oya, sekedar informasi saya tidak minum obat malaria sepanjang perjalanan ini, dan untungnya saya tidak terkena malaria sampai dengan tulisan ini dibuat.
Kembali ke pulau Rinca, keadaan pulau ini kurang lebih sama dengan pulau Komodo, hanya jumlah komodonya yang lebih banyak dan lebih terlihat bebas berkeliaran dimana-mana. Kami sempat dicegat komodo saat perjalanan kami.
Kami juga menemukan komodo betina yang sedang menggali tanah untuk menjadi sarangnya bertelur. Ya betul, komodo jantan adalah hewan yang tidak bertanggung jawab, mereka hanya bertugas menghamili komodo betina, lalu meninggalkan komodo betina tersebut dan membiarkan komodo betina itu membangun sarangnya sendiri dan melahirkan.
Anak komodo yang baru dilahirkan akan segera memanjat ke atas pohon agar tidak dimakan oleh ibunya, ya komodo adalah hewan kanibal yang tidak sungkan memakan anaknya sendiri. Anak komodo tersebut akan tinggal di atas pohon dengan memakan serangga yang lewat hingga umur mereka sudah cukup untuk turun dari pohon.
Saya dan ka Desy keasikan foto-foto sehingga tertinggal dari rombongan, untungnya ada 1 orang ranger menemani kami menuju ke tempat awal. Sepanjang perjalanan, pemandangan yang disuguhkan tidak kalah dengan pulau Komodo, langit yang sangat biru, ilalang, pohon-pohon yang walaupun gersang tapi menimbulkan kesan seperti sedang di savana.
Setelah traking, di pulau Rinca ada tempat beristirahat dimana kita bisa membeli minuman, makanan dan souvenir seperti kaus, pajangan, dan lain-lain khas komodo. Cukup beristirahat, kami kembali ke kapal dan melanjutkan perjalanan menuju destinasi terakhir yaitu Kelor Island sambil makan siang.
Kami sangat kecewa saat tiba di pulau Kelor, laut dan pantainya luar biasa indah, tapi suasana yang seharusnya hening hanya diisi suara angin dan air laut dirusak oleh suara musik jedak jeduk dipasang oleh warga lokal yang sedang berkunjung ke pulau tersebut. Terpaksa kami berusaha menikmati walaupun terganggu dan dalam kondisi tidak mungkin meminta mereka mematikan lagunya, karena biar bagaimanapun kamilah pendatang dan merekalah penduduk asli. Di pulau ini kami snorkling dan berjemur, airnya sangat jernih dan berwarna biru toska, sayangnya lagi, kami menemukan bungkus plastik makanan yang mengapung di air! Haduh sungguh merusak!
Setelah dari pulau Kelor, kami melanjutkan perjalanan terakhir kami yaitu darmaga Labuan Bajo. Selesai sudah sailing trip komodo kali ini, susah senang campur aduk dan terbayar dengan pemandangan yang sangat luar biasa selama perjalanan kami di laut 4 hari 3 malam!
Sampailah kami di darmaga Labuan Bajo, kami masih belum mendapat tempat untuk menginap malam ini, turun dari kapal, mengucapkan salam perpisahan, kami melanjutkan petualangan mencari tempat tinggal. Untk informasi, penginapan di Labuan Bajo tidak mengenal istilah booking, saya sudah mencoba booking hotel gardenia yang letaknya paling dekat dengan darmaga, tapi mereka mengatakan tidak boleh booking, jadi kita datang hari-H dan mencoba peruntungan ada tidaknya kamar kosong saat itu. Sayangnya hotel Gardenia di hari itu full, dengan membawa barang-barang, kami melanjutkan perjalanan menuju hotel selanjutnya, yang ternyata penuh juga. Saat berjalan, kami melihat kantor Kencana Tour, tour sailing trip kami, karena cuaca panas, kami memutuskan untuk ngadem dulu di kantor tersebut. Ternyata di kantor itu ada pak Figo yang menjadi perantara kami dalam memesan tur ini. Dia membantu kami mencari tempat penginapan dengan menelepon beberapa penginapan. Akhirnya ada 1 penginapan yang masih mempunyai beberapa kamar kosong, namanya Blessing Hotel. Kami dijemput dengan mobil hotel menuju lokasi. Tarifnya tidak terlalu mahal, untuk kamar 2 tempat tidur dan kamar mandi dalam, cukup membayar Rp200rb sudah termasuk sarapan besok, kamarnya juga bersih walaupun toilet sempat bermasalah. Setelah mendapat kamar, kami memutuskan leha-leha dan mandi sebentar sebelum ke Paradise Restaurant.
Saat waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, kami beranjak dari hotel dan menyewa mobil hotel Rp50rb untuk mengantar kami ke Paradise Resto.
Kami banyak membaca tentang resto ini di blog dan ia masuk trip advisor untuk Labuan Bajo, disini katanya kita bisa menikmati sunset, dan benar saja, saat tiba waktunya, sunsetnya sangat indah, warna gradasi dari ungu, biru, pink, oranye, kuning sangat indah.
Selain itu darmaga labuan bajo sungguh indah bila dilihat dari restoran ini.Â
Kalau dilihat dari gambar mirip Ha Long Bay kan? ahhahahah. Benar-benar indah! Pukul 8 malam, ada live band aliran reggae yang manggung, pengunjung juga bisa ikut berkontribusi menyanyikan lagu aliran reggae. Kami berbincang hingga tengah malam di resto ini lalu kami kembali ke hotel dan beristirahat.
Read Full Post »